...

...

Rabu, 18 November 2009

[Hytrewq!] "Mudah-mudahan Dia Orangnya"

"Kita hanya bisa memahami keajaiban hidup secara penuh
ketika membiarkan yang tak terduga untuk terjadi"
(Paulo Coelho)


Siapa yang suka peri dan percaya bahwa makhluk mungil bersayap itu ada? Siapa yang hingga detik ini percaya bahwa keajaiban itu ada? Siapapun dia, pasti ia penuh dengan impian, pesona dan fantasi. Karenanya hidup menjadi lebih indah dan berwarna.

Impian, cita-cita dan lintasan imaji itu coba diungkap secara segar oleh Ansretta dalam buku kumpulan cerpen bertajuk [Hytrewq!] "Mudah-mudahan Dia Orangnya". Buku setebal 81 halaman itu memuat 9 cerpen yang secara keseluruhan berkisah tentang kenangan serta aktivitasnya yang kerap bersentuhan dengan gunung, alam, sungai dan mimpi.


[Hytrewq!] bercerita tentang seorang aku yang terobsesi dengan peri sehingga ia ingin peri itu benar-benar ada sehingga realistis untuk dicita-citakan (hal31). Tokoh aku kemudian menemukan partner dalam berfantasi di dunia maya yang bernama Elfo. Cerita dan visualisasi peri mengalir lewat pertemanan itu, ibarat kopi ketemu gula, larut di cangkir Stairways to fairy's land, sebuah blog yang memungkinkan imaji itu terbang mengangkasa.

Hytrewq! apaan tuh ..??? Itulah bahasa peri! Mau tahu kan artinya? Cari di buku ini.

Full of dream, demikian kesan yang kuat dalam cerpen itu. Meski ada yang berisi penyesalan dan kesedihan, kesan itu tetap kental. Sayang, pada cerita "Colorful... Plain" ada teori-teori yang terasa dipaksakan. Akibatnya jadi terasa "tidak Ansretta banget".

Buat anak-anakku, pustakawan siswa serta para anggota perpustakaan, ayo ke perpust. ADA BUKU BARU, karya ibu guru kalian. Cepetan yaaaa....!!

Judul : [Hytrewq!] "Mudah-mudahan Dia Orangnya"
Penulis : Ansretta
Penerbit : MTsN Garut (untuk lingkungan sendiri)
Kota dan Tahun terbit : Garut, 2009

Rabu, 21 Oktober 2009

Catatan Kegiatan BGMKP dalam Gambar adalah .....

bergaya sejenak, senyuuum ... jepret!!




peserta tengah menyimak penjelasan Dewan Juri


Anak-anak koordinator lomba, sebelum bersiap tugas, mejeng duluuu ...!!

Kalau ini adalah foto kelas IX-1 yang terpilih sebagai juara Umum.
Bergaya bersamaku, Bu ritma dan Bu Edoh. Cheeese ....!!!

Selasa, 06 Oktober 2009

Keep Spirit LOMBA !!!

Hari Kedua ...

Ini hari kedua kegiatan BGMKP. Sebelumnya, yaitu kemarin, digelar 3 jenis lomba yaitu :
1. Lomba Baca Puisi
2. Lomba MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an) dan
3. Lomba Kaligrafi

Masing-masing lomba digawangi oleh 2 pustakawan siswa sebagai koordinator. Tugas mereka dimulai sejak pendataan peserta dari setiap kelas, pemberian bahan lomba, pemberian nomor peserta hingga saat pelaksanaannya. Alhamdulillah, karena sudah setiap tahun dilaksanakan, mereka tak lagi canggung mengurusinya. Padahal kan setiap tahun petugasnya berganti-ganti.

Inilah mereka, anak-anakku, para pustakawan siswa : Keep spirit ...!!



sayang gak semua mejeng di kamera ini, sebagian tengah "beredar"

Dewan juri yang terlibat adalah :
1. Baca Puisi : Dra. Anita Krisnawati dan Lilis Yulispiani, S.Pd.
2. MTQ : Drs. Saepul Kamal Jamhur, MA dan Drs. Sulaeman, M.Pd.
3. Kaligrafi : Arief Gustiar, S.Pd. MA dan Ajang Sopandi, S.Ag.

Mereka semua adalah para pakar di bidangnya masing-masing. Alhamdulillah, mereka pula para guru yang mengajar di MTsN Garut tercinta ini.

Suasana ruangan lomba baca puisi.

Dan inilah hasil keputusan Dewan Juri yang menetapkaan para pemenang lomba hari Senin 5 Oktober 2009 kemarin :

BACA PUISI
1. Sofiah/kelas 8.6, jumlah nilai : 526
2. Pusti/kelas 9.1, jumlah nilai : 490
3. St. Aisyah/kelas 9.3, jumlah nilai : 483
4. Ismi N/kelas 9.2, jumlah nilai : 481
5. Neng Nadia/kelas 7.3, jumlah nilai : 478
6. Akmal/kelas 9.4, jumlah nilai : 475

MTQ
1. Ahmad Zamzam, no peserta 37, jumlah nilai : 655
2. Sindi, no peserta 01, jumlah nilai : 605
3. Sofa, no peserta 08, jumlah nilai : 600
4. Nova, no peserta 05, jumlah nilai : 595
5. Anwar, no peserta 30, jumlah nilai : 590
6. Rif'at, no peserta 06, jumlah nilai : 575

Siang nanti, usai pelajaran sekolah ada tiga lomba lagi yang akan digelar yaitu :
1. Lomba Pidato Bahasa Arab
2. Lomba Pidato Bahasa Inggris
3. Lomba Menulis Puisi

Nah, anak-anakku selamat berlomba, semoga mendapatkan manfaat. Dan buat rekan guru yang bertugas sebagai Dewan Juri selamat bertugas, terima kasih atas waktu yang telah disediakan, semoga sekecil apapun tugas kita masing-masing membuahkan kebaikan bagi anak-anak masa depan kita.

Amiiin ...

Kamis, 01 Oktober 2009

Ikutan Lomba Yuk ...!!

Tiga hari lagi ...

Yap, tiga hari lagi kegiatan lomba itu dimulai!
Sejak hari ini pustakawan siswa sudah sibuk buk buk banget!!
Briefing, bagi-bagi tugas, ngedata peserta lomba, ngebagiin bahan lomba, ngebagiin nomor peserta ... wiiih pokoknya hari pertama masuk sekolah langsung tancaaappp dengan bejibun tugas. Tapi, asyik katanya, gak cape tuh!!

Pa Jajang sudah mulai gotong-gotong keyboardnya ( eh ... keyboard pinjeman ding, dari bu Risna ... nuhun nya bu cantik) soalnya keyboard inventaris rada ngadat tuh! Mau ngambil nada dasar anak-anak peserta Pop Singer ( ini lomba emang kagak ada hubungannya dengan perpustakaan, tapi demi memenuhi "tuntutan" pak seniman jajang yang nangis-nagis pengen dikabulkan keinginannya sejak lima tahun lalu, serta besarnya minat siswa, maka ... bolehlah).

Bu Edoh, sibuk menyusun menu buat para juri dan panitia. Bu Rina membuat lomba "membaca Cepat" menjadi lebih menyenangkan. Pa Asep Der sibuk membuat soal Olimpiade Fisika, Bu Midah dan Bu Ina menyusun soal Olimpiade Matematika. Bu Ayoe mempersiapkan teks Reading dan mengcopy semua bahan lomba. Pokonya semuanya kebagian repot, deh. Seruuu Alhamdulillah ...

Nah saya? Wah, sudah sejak awal tahun ajaran saya mempersiapkan perhelatan tahunan ini, membuat jadwal, pembagian tugas, menyusun proposal dan anggaran, agar lebih seru dan menyenangkan buat semua : buat para siswa, para dewan juri, para guru, dan tentu saja menyenangkan buat para pustakawan siswa dan panitia semuanya. Juga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan ( wihh bahasanya berat, man).

Maka buat para siswa-siswi ku tercinta : Ikutan lomba, yuk !!

Selasa, 01 September 2009

Bulan Gemar Membaca

Sekarang sudah memasuki bulan September. Bagi Perpustakaan MTsN Garut, bulan ini berarti "rame-sibuk-meriah", biasanya. Ya, biasanya setiap September ditandai dengan peringatan Bulan Gemar Membaca dan Kunjung Perpustakaan. Tapi tidak untuk tahun ini, tidak bulan ini maksudnya. Tahun ini kegiatan itu diundur hingga bulan Oktober sebab September ini bertepatan dengan shaum dan hari raya Idul Fitri, kurang efektif untuk dilaksanakan lomba-lomba.

Maka, kemarin dibuatlah proposal sederhana dengan pengantar seperti ini :

Bulan Gemar Membaca dan Kunjung Perpustakaan adalah kegiatan yang menjadi agenda tahunan di lingkungan MTsN Garut. Dimulai sejak tahun 1997, kegiatan ini mampu memberikan warna dalam proses pembelajaran di sekolah. Tujuannya antara lain agar anak didik mendapat ruang gerak yang bebas untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri sesuai minat dan bakatnya, yang selama ini belum semuanya dapat teraktualisasikan di dalam kelas.

Besarnya minat serta masukan dari siswa dan guru berkenaan dengan kegiatan ini, maka pada Tahun Pelajaran 2009/2010, Perpustakaan bekerjasama dengan Bagian Kesiswaan MTsN Garut kembali akan menggelar kegiatan dalam rangka mengisi Bulan Gemar Membaca dan Kunjung Perpustakaan dengan beberapa penambahan jenis lomba. Yaitu lomba Drama, Olimpiade Fisika, Olimpiade MatematikaMenulis Puisi dan Pop Singer. Ada beberapa yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan kepustakaan, namun mengingat tingginya minat serta gairah siswa dan pertimbangan ‘memberi wahana berkreasi dan berekspresi’ maka jenis lomba yang dimaksud masuk sebagai agenda BGMKP tahun ini. Semoga menghasilkan kebaikan. Amiiin.

Kemudian, dipasanglah puluhan pamflet dan banner promosi di setiap sudut sekolah agar seluruh siswa dapat melihat kemudian mendaftar dalam kegiatan yang akan berlangsung sebulan lagi. Promo dilakukan jauh-jauh hari agar mereka bisa mempersiapkan diri untuk bertanding, terlebih lagi bila lomba yang mereka ikuti memerlukan persiapan khusus dan kolektif macam Drama dan Olimpiade.



Senang sekali melihat berbondong-bondongnya mereka ke perpustakaan (meskipun hari-hari biasapun perpustakaan selalu penuh), antusias mengikuti lomba, berharap dapat menampilkan bakat terbaik mereka di depan para juri dan sesama teman.

Senin, 08 Juni 2009

DI SAAT PELAJARAN MEMBACA


Elsana Santi/9.2 - Juara 2 
Menulis Cerpen Islami BGMKP 2008


Bu Jihan menyuruh anak-anak untuk membacakan karangan tentang pekerjaan orangtua mereka di depan kelas. Tiba-tiba perut Anwari terasa sangat mulas. Diliriknya kertas karangannya dengan putus asa.

Anwari bercerita tentang ayahnya yang bekerja sebagai dokter anak. Ia menceritakan bagaimana cemasnya ibu-ibu ketika anaknya sakit. Ia juga bercerita bagaimana ayahnya menangani pasiennya dengan ramah dan sabar. Rasanya ia sudah membaca dan menuliskannya dengan benar. Tapi ia tahu betul apa yang akan terjadi jika ia membacakannya di depan kelas.

 “Anwari,” ucap Bu JIhan memanggil namanya dari daftar nama murid. Dilihatnya teman-temannya yang duduk di depan sudah mulai tertawa pelan karena akan ada suatu hal yang lucu pada saat itu.
 “Mati aku,” ucap Anwari putus asa. Diraihnya kertas karangan karyanya dan maju ke depan kelas.
 “Wah, akan ada pertunjukan gratis, nih!” ujar Esqi keras. Tawa seisi kelaspun pecah. Anwari semakin takut. “andai saja bumi ini terbelah pasti aku akan dengan senang hati masuk ke dalamnya.” Mungkin itulah gambaran keputusasaan Anwari.
 “Ibu tidak melihat ada yang lucu, Esqi!” ucap Bu Jihan sambil melemparkan tatapan tajam kepada seluruh kelas terutama Esqi.
 “Saya tidak tertawa, Bu!” bantah Isqi.
 “Sekarang kamu harus membuat karangan tentang siapa dirimu sebenarnya dalam sepuluh menit,” ujar Bu Jihan kepada Esqi. Esqipun mulai mengerjakan tugasnya dengan perasaan kesal.
 “Bagaimana Anwari kamu sudah siap?” Tanya Bu Jihan. Anwaripun mulai membacakan karangannya.
 “Ayahku se …seo-ongar…dopter anak…” ujar Anwari dibarengi tawa seisi kelas. Diliriknya Bu Jihan dengan mata berkaca-kaca. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat menahan tangis. Ia tahu, jika ia menangis maka teman-temannya akan mengatainya “banci” dan ia tak mau itu.
 “Anwari, apa kamu sanggup meneruskan membaca karanganmu?” tanya Bu Jihan. Anwari menggeleng kuat-kuat.
 “Sudah, duduk saja, tenangkan pikiranmu dulu,” ujar Bu Jihan lembut. 

***

Setelah selesai pelajaran membaca, Esqi yang kesal karena dihukum oleh Bu Jihan gara-gara Anwari menyindir Anwari.
 “Mana ada sih di dunia ini anak kelas 5 SD belum bias membaca seperti dia!” Anwari pura-pura tidak mendengar.

 

Esoknya Anwari tidak masuk sekolah. Hari berikutnyapun sama. Sampai pada hari ke tujuh ia tidak masuk sekolah. Pada hari ke delapan Bu Jihan menyampaikan sesuatu kepada anak didiknya.

 “Anak-anak, sudah delapan hari Anwari tidak masuk sekolah dan sekarang ada salah seorang teman kalian yang ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian,” kemudian Bu Jihan melambaikan tangannya ke arah pintu.
 Di balik pintu, tiba-tiba muncullah sesosok anak kelas 5 SD, Anwari. Perlahan ia mulai memasuki ruangan kelas dengan perasaan malu. Tapi ia memberanikan diri untuk menatap teman-temannya.
 “Apa yang akan kamu ceritakan pada teman-temanmu, Anwari?” Tanya Bu Jihan.

 

Kemudian Anwari menceritakan hasil pemeriksaan dokter dan psikotes terhadap dirinya. Ia menderita disleksia. Penyakit inilah yang menyebabkannya kesulitan membaca. Tidak lupa ia juga meminta doa dan semangat dari teman-temannya untuk membantunya dalam proses penyembuhan.

 “Anak-anak, ingatkah kalian dengan Christian Andersen dan Agatha Christie, pengarang terkenal itu? Mereka juga mengalami disleksia. Tapi mereka dengan segala keterbatasannya dapat membuktikan pada dunia bahwa mereka bias lebih. Ingatkah kalian, di luar pelajaran membaca Anwari tidak pernah emndpat nilai di bawah sembilan?” ujar Bu Jihan.

 

Tiba-tiba Esqi berdiri dan berkata, “Kalau begitu kami minta maaf kepada Anwari. Tapi, nanti jika kamu terkenal kami boleh dong mendapat hak untuk menjual tanda tangannya!” ujarnya sambil tersenyum jenaka.

 Semua tertawa mendengarnya, Anwari juga. Dengan lega dan bahagia ia menerima permintaan maaf dari teman-temannya. Bu Jihanpun senang ada peristiwa berharga terjadi di jam pelajarannya. (red)

Kamis, 07 Mei 2009

Siluet Senja


Yuliani / 9.2 – Juara 1 Menulis Cerpen Islami
BGMKP 2008


 “Ibu, apa ibu mau aku buatkan teh hangat?”
 “Tidak.”
 “Ibu mau makan?”
 “Tidak, Nduk. Ibu hanya ingin menunggu bapakmu.”
 “ …”
 Itulah beberapa percakapan singkat kami malam ini. Ibu selalu menjawab itu setiap kali aku Tanya. Aku lebih baik diam dan membiarkan ibu berdiam diri dengan semua kenangannya. Entah kenapa, semenjak kematian bapak, ibu lebih sering berdiam diri. Pernah suatu ketika, aat itu ibu tertidur lelap, beliau terus memanggil nama bapak dan menangis. Kasihan ibu …
 Setelah kematian bapak, kehidupan kami berbalik bahkan berputar seratus delapan puluh derajat. Jika dulu ada kehangatan dalam canda tawa, kini hanya ada kesepian dalam prahara jiwa. Jika dulu ada bangga dalam rasa, kini hanya ada luka dalam dada. Meninggalkan rintih dalam pedih, pilu …
 Malam semakin mencekam. Lewat cahaya rembulan yang merona pucat pasi, binatang malam menemani dinginnya dunia dalam sepinya alam, angin berhembus, sepi. Hanya itu teman sejati ibu untuk menjemput hari esok yang masih sama.

***

 Sang mentari duduk indah dalam kursi singgasananya. Titik-titik embun menetes pasrah meninggalkan kisah lalu untuk kembali menulis kisah hari ini. Kicauan burung menambah cerahnya dunia dalam indahnya alam.
 Aku bergegas menyiapkan semua hal untuk hari ini, setelah sholat shubuh selesai kulakukan. Mulai dari jadwal pelajaran, makanan hingga koran yang siap aku jajakan.
 “Ibu, ini makanan untuk ibu sudah aku siapkan. Ibu jangan lupa memaknnya. Aku tidak mau ibu sakit. Yudi berangkat dulu ya,Bu? Assalamu’alaikum ….”
 “Wa’alaikum salam warahmatullah …”

***

 Sepulang sekolah, aku terbiasa menjajakan Koran. Mulai dari pemberhentian jalan hingga mendatangi para pelanggan. Tak ada yang istimewa hanya untuk meringankan beban ibu.
 Tapi, siang ini matahari terasa panas menyengat tubuh meninggalkan titik-titik keringat dalam bajuku hingga kuputuskan untuk pulang.
 Sesampainya di rumah, aku melihat ibu duduk di kursi rodanya sembari melihat keluar. Tatapannya kosong, hampa tak berarti apa-apa. Tak terasa, butiran hangat membanjiri pipiku.
 “Assalmu’alaikum …”
 “Wa’alaikum salam …”
 Hanya itu jawaban itu, sangat singkat. Kemudian beliaupun kembali pada lamunannya yang sempat terusik oleh kehadiranku.
 Seusai sholat asar, aku menemui ibu sambil membawa teh hangat kesukaannya.
 “Nduk, ibu mau bertemu dengan bapak Ibu rindu bapak..”
 Deg! Ucapan itu menembak jantungku. Perih, tak sanggup menahan semua ini.
 “Ibu, Ibu mau makan lagi?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.
 “Tidak, Nduk. Ibu ingin bertemu bapak…”
 Ya Allah, kuatkanlah aku …. Aku tak sanggup menerima semua cobaan ini. Perlahan aku meletakkan the itu dan bersimpuh di hadapan ibu. Akupun mencium tangan ibu. Tetapi aku merasakan ada hal ganjil dalam tatapan ibu. Pertanda apakah ini, Ya Allah ??? Aku mengangkat wajahku. Oh Ya Allah … wajah itu, wajah penuh kedamaian dengan senyuman tersungging membingkai bibir.
 Ibu, wanita yang selama ini setia menemaniku kini telah pergi, melayang damai menjemput asa menggapai cita untuk bertemu bapak.
 “Ibu, kini ibu bias bertemu dengan bapak yang menjadi impian ibu selama ini. Semoga ibu bahagia …”
 Aku tak kuasa lagi, luka, pilu, perih, tak berdaya. Tapi harus kuakui bahwa setiap yang bernyawa akan mengalami kematian, siapapun, dimanapun dan kapanpun itu. Satu do’aku, semoga Allah swt mengampuni semua dosa kedua orangtuaku dan menempatkan mereka di tempat terbaik di sisiNya. Amiiin …

Kiprah Pustakawan Siswa

     Begini kalau pustakawan sedang mengolah buku koleksi agar siap pinjam


 Pustakawan melayani peminjaman

 Di tengah pengunjung, pustakawan siswa masih setia 

Begini kalau mereka sedang berlomba

  Lomba Baca Puisi         

    Para juri tengah menilai Lomba Reading

 Lomba Pidato kelas VII

  Kaligrafi

Selasa, 28 April 2009

Perpustakaan Minded

Judul di atas terdiri dari dua kata, yakni ‘perpustakaan’ dan ‘minded’. Perpustakaan adalah kumpulan koleksi, baik buku maupun non buku, yang dikelola secara professional dan dipergunakan oleh pengguna yang terangkum dalam aturan yang telah ditetapkan.  
 Ruang Baca Perpustakaan MTsN Garut
Sedangkan kata ’minded’ adalah kata dalam bahasa Inggris, yakni berupa kata benda yang berasal dari kata ‘mind’. Dalam Kamus Inggris-Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, mind bermakna pikiran, akal, atau ingatan. Sedangkan ‘minded’ adalah bentuk past tense (lampau) dari kata mind, yang berarti sesuatu itu telah dilakukan.

Maka dalam terjemah bebas ‘perpustakaan minded’ dapat diartikan sebagai bentuk kebiasaan orang yang ingatannya tertuju kepada perpustakaan. Akal serta pikirannya selalu mengingat perpustakaan sebagai unsur penting dalam memenuhi kebutuhan inteletualnya.
Saya akan memisahkan antara kebutuhan akan buku dengan topic perpustakaan minded ini, sebab keduanya memiliki perbedaan. Orang yang memiliki kebiasaan membaca dan seorang pencinta buku tidak selalu berbanding lurus dengan kebiasaan berkunjung ke perpustakaan. Artinya seorang pencinta buku tidak serta merta menjadi seorang yang akrab dengan perpustakaan. Saat ini ketika buku menjadi barang mewah dikarenakan harga yang terus melambung, seorang pencinta buku yang memiliki dana berlebih dapat dengan mudah membeli buku yang diminati, sehingga tak harus berkeliling perpustakaan untuk membacanya. Lain halnya dengan pencinta buku yang menggantungkan harapannya dalam memuaskan dahaganya akan buku pada proses pinjam meminjam. Disinilah perpustakaan memainkan peranannya.  
Sebagaimana sebuah kebiasaan, perpustakaan minded dapat diciptakan. Seseorang tidak dengan serta merta memiliki kebiasaan membaca sekaligus ‘perpustakaan minded’ apabila selama hidupnya tak pernah berhubungan dengan buku. Pertanyaannya adalah : siapa yang harus menciptakan atau membiasakan orang agar mememiliki kecintaan membaca sekaligus ‘perpustakaan minded’? 
 Siswa sedang membaca buku baru ( dari Asia Foundation)

Jawabannya bisa sangat beragam. Yang paling dominan adalah orang yang bersangkutan. Ia telah dengan sadar memilih buku sebagai teman dalam segala kegiatannya dan datang ke perpustakaan untuk mencarinya. Bisa juga dengan tidak sengaja lingkungan (rumah dan pergaulannya) memungkinkannya untuk berhubungan terus dengan buku, sehingga mau tidak mau iapun turut mencintai buku dan datang ke perpustakaan. Atau karena gempuran dahsyat dari media untuk terus membaca dengan menyediakan banyak buku pilihan dengan harga miring atau malah gratis (yang terakhir masih dalam angan-angan!) kemudian iapun membelinya lantas menyimpannya di perpustakaan. 

Perpustakaan minded adalah sebuah bentuk pemikiran yang dapat dibuat menjadi tren, menyebar, membudaya, yang akan membawa kita pada suatu masyarakat yang bermartabat. Sebagaimana semua tren, ia harus dipromosikan terus menerus agar orang ingat dan mengikutinya. Perpustakaan dapat berupa perpustakaan pribadi, perpustakaan kantor, atau perpustakaan madrasah.

Mari kita mencoba meruntun semuanya dari awal. Perpustakaan ada di setiap sekolah/madrasah, itu sudah menjadi sebuah keharusan yang pasti. Maka pengelola perpustakaan sekolah/madrasah (selanjutnya kita sebuat pepustakaan madrasah) bekerjasama dengan seluruh elemen madrasah menciptakan sebuah atmosfir yang “menghipnotis” siswa untuk berbondong-bondong mengunjungi perpustakaan dalam upaya mereka mencari bahan belajar yang bervariasi. Untuk itu perlu keterpaduan sikap dan tindakan dari kepala madrasah, seluruh guru, dan karyawan agar pengguna perpustakaan, dalam hal ini siswa dan guru, menjadikan perpustakaan sebagai tujuan pencarian dan penelusuran informasi.

Bila diurai lebih lanjut, yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Manajemen.
Manajemen selalu menjadi titik penting dalam maju mundurnya sebuah organisasi. Maka perpustakaan madrasah harus dikelola oleh petugas professional dengan manajemen yang professional pula. Perpustakaan harus dibuat sebagai tempat yang mudah diakses, tidak ribet, praktis dengan sistem pengelolaan yang ramah dan terbuka. 

2. Kelengkapan koleksi.
Melihat dari fenomena kesuksesan Barack Obama, presiden terpilih Amerika Serikat, ada rahasia di balik keberhasilannya yang bisa kita adaptasi. Tim suksesnya solid, tak kenal lelah, bekerja keras dalam kebersamaan, tidak membiarkan ada kesalahan sekecil apapun, serta tujuan yang jelas. Benang merahnya adalah tim ini selalu melihat keinginan pasar, sehingga pasar kemudian memilihnya. Maka untuk membuat pengguna mengunjungi perpustakaan, pengelola harus bekerjasama dengan para guru, siswa dan semua pihak dalam berusaha mengetahui kebutuhan dan keinginan penggunanya. Apabila perpustakaan mampu mengisi kekosongan pengguna dalam hal kebutuhan informasi dan hiburan maka dapat dipastikan perpustakaan akan dijadikan sebagai tempat favorit. Sistem pendidikan dengan pola pengajaran terintegrasipun dapat dijadikan peluang dalam mengaktifkan siswa di perpustakaan.

3. Pendanaan.
Anggaran yang terrencana dengan baik, jelas dan terarah serta mencukupi kebutuhan menjadi sesuatu yang niscaya. Pemasukan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang sebelumnya terlebih dahulu dikomunikasikan dengan seluruh elemen madrasah serta Komite Madrasah.
4. Promosi. Perlu didesain sebuah konsep promosi yang menarik dan beraneka macam bagi pengguna untuk membuat mereka tertarik pada perpustakaan. Bukan hanya sekedar memajang koleksi (buku dan non buku) baru, tapi bagaimana melibatkan mereka dalam kegiatan perbukuan/kepustakaan semisal lomba-lomba, pembuatan majalah dinding, story telling, pustakawan siswa, bedah buku, dan lain-lain. Ide-ide baru dapat digali dari berbagai sumber, diantaranya internet.

Maka tren ‘perpustakaan minded’ bukanlah sesuatu hal yang mustahil. Ia dapat diciptakan oleh kita, praktisi pendidikan, (awalnya) di lingkungan terbatas : madrasah. Kelak anak-anak akan membawa kebiasaan mereka ke dalam lingkungan dan masyarakatnya. Maka perpustakaan tidak lagi hanya menjadi sebuah gudang buku, melainkan tempat favorit anak-anak muda. Amiiin 



Jumat, 24 April 2009

Bulan Gemar Membaca dan Kunjung Perpustakaan

 Lomba Cerdas Cmat

Salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh perpustakaan MTsN Garut adalah lomba antar kelas dalam rangka mengisi Bulan Gemar Membaca dan Kunjung Perpustakaan (BGMKP).

Program ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan minat baca di kalangan siswa. Dengan kegiatan yang menyenangkan di luar kelas, diharapkan siswa semakin terdorong untuk belajar mandiri dan secara signifikan semakin meningkatkan minat bacanya.

BGMKP ini sejatinya dicanangkan sejak tahun 1994 di era Orde Baru oleh Bapak Soeharto. Dan sejak saat itu muncul perhimpunan serta komunitas buku dan gemar membaca. Entah karena promosi yang kurang atau bagaimana, tak banyak yang memanfaatkan momentum ini sebagai gebyar dan gempita perbukuan serta kegiatan membaca. Kalaupun ada hanya sebatas dalam  komunitasnya saja.

MTsN Garut melaksanakan kegiatan ini sejak tahun 1997, dan terus berlangsung hingga sekarang. Di bulan September, setiap tahunnya, siswa MTsN dari setiap jenjang ( kelas 7 sd 9) berlomba dalam bidang : pembuatan sinopsis, mengarang fiksi Islami, lomba majalah dinding, baca puisi, reading, pidato, melukis tempat sampah, cerdas cermat, MTQ, MHQ, dll.

 Lomba menulis karangan fiksi

BGMKP hanyalah satu dari sekian banyak upaya pengelola perpustakaan MTsN Garut untuk meningkatkan minat baca di kalngan siswa. Selebihnya ada upaya pengenalan buku melalui storry telling serta memberikan pemahaman tentang ilmu kepustakaan melalui ekstra kurikuler "pustakawan siswa".

Mengenai pustakawan siswa ini,  kita bahas di kolom berikutnya.